Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN menyebut fenomena matahari di atas Ka'bah dinamakan sebagai Istiwa'ul A'zham atau Great Culmination. Di mana hal tersebut dapat terjadi ketika deklinasi matahari bernilai sama dengan lintang geografis Ka'bah. Sehingga Matahari berada tepat di atas Ka'bah saat ditengah hari.
"Pada momen ini, masyarakat khususnya umat Islam dapat memanfaatkannya untuk mengecek kembali arah kiblat yang tepat, yakni dengan meletakkan tongkat kayu secara vertikal di tanah. Arah kiblat akan berlawanan dengan bayangan tongkat" tulis LAPAN seperti dikutip Tempo dari lapan.go.id, Rabu, 14 Juli 2021.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang, menjelaskan fenomena matahari mengalami dua kali kulminasi di atas Ka’bah disebabkan karena sumbu rotasi bumi yang miring 66,6 derajat terhadap orbit bumi.
“Sehingga mengalami pergerakan semu tahunan yang bervariasi antara 23,4 derajat Lintang Utara pada 21 Juni hingga 23,4 derajat Lintang Selatan pada 21 Desember," katanya.
Berdasarkan informasi yang dirilis LAPAN, puncak fenomena matahari di atas Ka'bah terjadi pada pukul 09.26.42 waktu Saudi atau 16.26.42 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Sumber : https://shrinke.me/oDmoe
Comments
Post a Comment